Harga emas dunia terus-terusan tertekan pada pada Jumat (1/11/2024). Hal itu akibat penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS). Namun, data pertumbuhan lapangan kerja yang lemah di AS membuat beberapa analis memperkirakan potensi penurunan suku bunga dari The Fed yang membatasi penurunan harga emas.
Dikutip dari CNBC internasional, harga spot emas turun 0,2% ke level US$ 2.733,28 per ons. Penurunan ini terjadi setelah emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 2.790,13 pada Kamis (31/10/2024). Beberapa trader mengambil keuntungan dari harga tinggi ini, yang menyebabkan penurunan 1,5% pada hari sebelumnya.
Laporan data ketenagakerjaan AS menunjukkan peningkatan nonfarm payrolls hanya sebesar 12 ribu pekerjaan pada bulan lalu, kenaikan terkecil sejak Desember 2020, dipengaruhi oleh gangguan akibat badai dan pemogokan pekerja pabrik di sektor kedirgantaraan.
Di saat yang sama, dolar AS menghapus kerugian sebelumnya dan menguat sebesar 0,4%. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun AS juga kembali naik setelah sempat turun, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.
Ahli strategi pasar senior di RJO Futures Bob Haberkorn menyatakan, tingginya ketidakpastian menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS, serta ancaman potensi serangan balik Iran terhadap Israel, memperkuat kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. “Laporan ketenagakerjaan yang buruk ini seharusnya mendukung penurunan suku bunga oleh The Fed,” katanya.
Kini, para ekonom melihat peluang 100% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed minggu depan, naik dari 91% sebelum data ketenagakerjaan dirilis.
Sementara itu, polling terbaru menunjukkan persaingan ketat antara Donald Trump dan Kamala Harris menjelang pilpres AS pada Selasa mendatang.
Emas dikenal sebagai aset lindung nilai yang tradisional terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik, dan biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah. Harga emas dipengaruhi oleh nilai dolar dan imbal hasil riil.
Menurut catatan dari Standard Chartered, ketertarikan pasar terhadap emas saat ini sebagian besar didorong oleh pilpres AS yang akan datang, potensi pemangkasan suku bunga The Fed, serta ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang lebih luas.
Meski harga emas yang tinggi menarik minat investasi, permintaan fisik untuk emas masih menurun di sejumlah negara Asia utama.
Sedangkan, harga logam lainnya seperti perak turun 0,7% ke level US$ 32,42 per ons dan paladium melemah 0,4% ke level US$ 1.101,25. Sementara platinum naik 0,3% ke level US$ 990,45.
sumber : investor.id