Broker Terbaik Trading Forex

Bantuan layanan tersebar di 21 cabang seluruh Indonesia

hero-homepage

19

Tahun Berdiri

21

Kantor Cabang

0,3 sec

Kecepatan Eksekusi

24/5

Dukungan Online

30+

Instrumen Trading

Belum memiliki pengalaman trading? Buat akun demo sekarang

Invest in your favorite companies

Invest in thousands of financial assets across a wide range of classes from a single trading account. Trade single stocks of the world's largest companies at competitive trading terms.

client icon 1
client icon 2
client icon 3
client icon 4
client icon 5
client icon 6
client icon 7
Transparent trading conditions
Free educational materials
Daily trading ideas

ini images

Top Trading Conditions

Trade our best conditions yet, including some of the market's most competitive spreads!

Powerfull platform for every kind of investor
Up to 2,000 orders executed per second
Free real-time charts and market news
Professional analytical assistance
Licensed liquidity providers
1:500 Maximum Leverage
24/7 Customer Support

coba ambil data

Tidak ada data yang ditemukan.

WITH PAGINATION

Tidak ada data yang ditemukan.

Mengapa Trading di VIFX?

Terpercaya Sejak 2004

Tanpa pernah ada masalah dalam pembayaran keuntungan nasabah

Dekat Dengan Anda

21 kantor cabang di Indonesia memudahkan Anda mengenal kami

Aplikasi Bantuan Analisa

Sangat ramah untuk pemula dalam membaca arah market

Keamanan Dijamin Penuh

Terdaftar resmi dan diawasi oleh BAPPEBTI, ICDX, dan ICH

Eksekusi Tanpa Delay

Transaksi tanpa ada gangguan moment market apapun

Bimbingan Saat Trading

Bantuan konsultan pribadi untuk setiap kendala trading Anda

Choose your platform

Extend your trading capabilities by executing trades from one of our platforms. Access global markets from any browser or operation system.

50+ technical indicators and charting tools
Simplistic easy to navigate interface
6 chart types with 15 timeframes
Advanced one-click trading tools

IMage disini

Berita Terbaru

Pelaku Pasar Khawatirkan Inflasi dan Obligasi, Jelang Pemilu AS

Pelaku Pasar Khawatirkan Inflasi dan Obligasi, Jelang Pemilu AS

Potensi Donald Trump untuk menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) berkontribusi pada sentimen di pasar keuangan. Kebijakan kandidat itu dapat memicu pertumbuhan ekonomi, sekaligus inflasi. Jika Donald Trump mengalahkan Kamala Harris, beberapa orang melihat skenario di mana defisit fiskal meningkat, bersamaan dengan potensi perang dagang global. Ini bisa berarti inflasi akan lebih tinggi dan imbal hasil (yield) obligasi melonjak, bersama dengan keuntungan di pasar saham. Yield dan harga obligasi bergerak ke arah yang berlawanan, sehingga akan berdampak buruk pada nilai pendapatan tetap yang mendasarinya. Bergantung pada tren yang ada, bahkan ada pembicaraan tentang kembalinya "para vigilante obligasi", yaitu para trader yang pada dasarnya memaksa pemerintah dengan menghindari utang pemerintah atau menjualnya secara langsung. Investor Ed Yardeni menciptakan istilah tersebut pada 1980-an dan memperingatkan bahwa para vigilante dapat kembali. Secara khusus, ia memperingatkan tentang para trader yang mengambil imbal hasil obligasi pemerintah AS alias US Treasury tenor 10 tahun, patokan pasar obligasi, di atas 5% yaitu level yang belum pernah terlihat sejak pertengahan 2007. "Kami (belum) menyerukan agar imbal hasil Treasury 10 tahun mencapai 5%, tetapi para Vigilante Obligasi tampaknya mengancam untuk membawanya ke sana," tulis Yardeni dalam komentarnya pada Senin (4/11/2024). Bagaimana Pasar Obligasi? Pada pasar obligasi, ada banyak alasan mengapa pasar ini berada dalam keadaan kacau sejak pertengahan September 2024. Salah satunya adalah pertimbangan politik tentang masa jabatan Trump yang kedua. Pasar akan mempertimbangkan The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan jangka pendeknya hingga setengah poin persentase 50 basis poin (bps) pada 18 September 2024. Meskipun hal itu biasanya dapat memicu struktur imbal hasil lainnya untuk bergerak lebih rendah, hal itu malah memicu ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Di beberapa kalangan, kekhawatiran atas inflasi dipicu oleh kebijakan moneter yang lebih longgar. Tahun fiskal 2024 baru saja berakhir dengan pemerintah menjalankan defisit anggaran lebih dari US$ 1,8 triliun, termasuk lebih dari US$ 1,1 triliun yang didedikasikan hanya untuk membayar biaya pembiayaan atas utang AS senilai US$ 36 triliun. Trump maupun Harris bahkan tidak membahas disiplin fiskal, yang menimbulkan kekhawatiran investor akan menuntut imbal hasil yang lebih tinggi, sebagai imbalan atas kepemilikan surat utang Treasury yang tiba-tiba tidak terlihat begitu aman. Faktanya, Yardeni melihat faktor fiskal dan The Fed sebagai penyebab bersama. Bank sentral secara luas diharapkan menyetujui pemotongan seperempat poin persentase atau 25 bps lagi saat bertemu pada Kamis (7/11/2024). "Investor sering mendengar 'Jangan melawan Fed,' tetapi mungkin The Fed yang seharusnya tidak melawan Bond Vigilantes," ucap kepala Yardeni Research seperti dikutip CNBC internasional, Selasa (5/11/2024). “Pasar obligasi dapat dengan mudah meniadakan dampak pemangkasan suku bunga berikutnya. Itu karena pasar obligasi yakin The Fed memangkas suku bunga terlalu banyak, terlalu cepat, dan karenanya meningkatkan ekspektasi inflasi jangka panjang. Ekspektasi ini meningkat karena kekhawatiran tentang lebih banyak ekses fiskal dari pemerintahan berikutnya,” sambungnya. Presiden Sri-Kumar Global Strategies Komal Sri-Kumar mengatakan obligasi menunjukkan kelanjutan defisit fiskal yang besar dalam masa jabatan presiden Kamala Harris atau Donald Trump, dan kurangnya disiplin dalam kebijakan moneter, menjamin imbal hasil yang jauh lebih tinggi. “Federal Reserve dapat mengabaikan sinyal tersebut dengan risikonya sendiri,” kata dia. Sementara itu Harris telah menjadi bagian dari pemerintahan di mana kemurahan hati fiskal, dikombinasikan dengan faktor penawaran dan permintaan terkait pandemi, menyebabkan tingkat inflasi tertinggi dalam lebih dari 40 tahun. Namun, usulan Trump yang mendapat perhatian lebih intensif akhir-akhir ini. Situs taruhan daring telah meningkatkan peluang ia dapat dipilih untuk masa jabatan berikutnya, meskipun jajak pendapat menunjukkan persaingan yang ketat. sumber : investor.id
Jelang Pemilihan Presiden AS, Harga Minyak Turun Tipis

Jelang Pemilihan Presiden AS, Harga Minyak Turun Tipis

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun tipis karena ketidakpastian seputar hasil pemilihan presiden AS pada hari Selasa. Harga WTI diperdagangkan di sekitar $71,40 pada jam-jam awal Eropa setelah naik lebih dari 3% pada hari Senin, yang dapat dikaitkan dengan koalisi OPEC+, yang menunda rencana kenaikan produksi pada bulan Desember. Pada hari Ahad, aliansi OPEC+-yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia-sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi 2,2 juta barel per hari (bph) hingga Desember 2024, dengan alasan lemahnya permintaan dan meningkatnya pasokan di luar kelompok tersebut. Mengenai pemilihan presiden AS, mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris sama-sama memprediksi kemenangan saat mereka berkampanye di seluruh Pennsylvania pada hari Senin di hari terakhir yang menegangkan dari pemilihan presiden AS yang sangat dekat. Jajak pendapat menunjukkan bahwa Trump dan Harris hampir seimbang. Pemenang akhir mungkin baru akan diketahui beberapa hari setelah pemungutan suara pada hari Selasa. Trump telah mengindikasikan bahwa ia akan menggugat hasil yang tidak menguntungkan, seperti yang ia lakukan pada tahun 2020. Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) akan mengadakan pertemuan di Tiongkok pada tanggal 4 hingga 8 November dan diprakirakan akan menyetujui langkah-langkah stimulus tambahan untuk mendukung ekonomi yang melambat. Laporan media menunjukkan bahwa potensi paket stimulus dapat melebihi 10 triliun Yuan. Langkah-langkah baru apa pun dapat berdampak positif pada harga minyak, karena Tiongkok adalah importir minyak terbesar di dunia. Harga minyak mungkin telah berjuang karena memudarnya kemungkinan penurunan suku bunga yang signifikan oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan November. Biaya pinjaman yang lebih rendah dapat menstimulasi aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS), konsumen minyak terbesar di dunia, yang berpotensi meningkatkan permintaan dan harga minyak. Namun, pasar memprakirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada minggu ini. CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas 99,5% untuk penurunan suku bunga sebesar seperempat poin oleh The Fed pada bulan November. sumber : fxstreet
RBA Tahan Suku Bunga Tidak Berubah 4.35%

RBA Tahan Suku Bunga Tidak Berubah 4.35%

Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga acuan di 4,35% menyusul kesimpulan dari pertemuan kebijakan bulan November. Keputusan tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar. Aussie tetap menguat setelah keputusan suku bunga RBA. Menurut Pernyataan Kebijakan Moneter RBA, para anggota dewan akan terus bergantung pada data yang akan datang dan penilaian risiko yang terus berkembang. pengambil kebijakan lebih lanjut menyatakan bahwa kebijakan moneter harus cukup ketat hingga bank sentral yakin bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju kisaran target. Para pedagang akan mengambil lebih banyak isyarat dari prakiraan ekonomi RBA yang telah diperbarui dan konferensi pers Gubernur Michele Bullock, yang mungkin memberikan beberapa wawasan tentang prospek suku bunga. Di sisi lain, ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS dapat mendorong mata uang safe haven seperti Yen Jepang (JPY) dan membatasi kenaikan pasangan mata uang ini. Selain itu, pernyataan Gubernur BoJ Kazuo Ueda yang tidak terlalu dovish dapat mendukung JPY dalam waktu dekat. "Banyak pelaku pasar yang bertaruh bahwa kenaikan suku bunga berikutnya akan terjadi pada kuartal Januari-Maret tahun depan. Namun, ia terdengar seolah-olah membiarkan peluang kenaikan pada bulan Desember," kata Hiroshi Watanabe, ekonom senior di Sony Financial Group. sumber : fxstreet
Gelisah Menanti Pilpres AS dan Keputusan The Fed, Harga Emas Ditutup Turun Tipis

Gelisah Menanti Pilpres AS dan Keputusan The Fed, Harga Emas Ditutup Turun Tipis

Harga emas ditutup turun tipis pada Senin (4/11/2024). Di tengah ketidakpastian seputar pemilu presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) dan kebijakan moneter The Fed yang akan diumumkan pekan ini. Situasi politik yang tegang serta potensi hasil Pilpres AS yang disengketakan memicu kewaspadaan di kalangan pelaku pasar. Dikutip dari CNBC Internasional, harga spot emas ditutup turun sebesar 0,05% di US$ 2.736,62 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi US$ 2.790,13 per ons pada Kamis lalu. Pilpres AS dijadwalkan berlangsung pada Selasa (5/11/2024), dengan survei menunjukkan persaingan ketat antara kandidat Partai Demokrat Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik. Kekhawatiran bahwa hasil pilpres AS dapat memicu kerusuhan, seperti yang terjadi pasca kekalahan Trump pada 2020, turut membayangi pasar. Saat itu, klaim Trump yang tidak berdasar bahwa Pilpres AS telah dicurangi mendorong ratusan pendukungnya menyerbu Gedung Capitol. “Jika Trump menang, harga emas kemungkinan akan tetap menguat. Kekhawatiran tentang inflasi akan meningkat, terutama dengan kebijakan tarif yang diusungnya,” kata Kepala strategi komoditas di TD Securities Bart Melek. Selain Pilpres AS, perhatian pasar juga tertuju pada keputusan suku bunga The Fed yang akan diumumkan pada Kamis (7/11/2024). Analis memperkirakan bank sentral AS akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Kebijakan suku bunga rendah biasanya menguntungkan emas karena logam mulia ini dipandang sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik. “Saya rasa pemicu utama pergerakan harga emas pekan ini adalah pilpres AS. Pemangkasan suku bunga The Fed mungkin tidak banyak mempengaruhi pasar, karena bank sentral kemungkinan akan memberi sinyal penurunan lebih lanjut sesuai ekspektasi pasar,” kata analis di UBS Giovanni Staunovo. Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,4% dan mencapai level terendah dalam dua minggu terakhir. Pelemahan dolar AS ini membuat harga emas lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. sumber : investor.id
Pounds Naik, Imbas Dolar yang Melemah

Pounds Naik, Imbas Dolar yang Melemah

Pasangan mata uang GBPUSD melonjak hingga ke area 1,2999 terhadap Greenback yang lebih lemah selama jam perdagangan awal sesi Eropa pada hari Senin. Dolar AS (USD) masih berada di bawah tekanan jual setelah data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang lebih lemah untuk bulan Oktober, yang memberikan dukungan pada pasangan mata uang utama. Setelah memberikan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) di bulan September untuk memulai siklus pelonggaran, Federal Reserve AS (The Fed) diantisipasi akan memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25 bp pada pertemuan bulan November. Pasar memprakirakan hasil ini dengan probabilitas sekitar 97%. Greenback melemah karena para pedagang bersiap-siap untuk pemilihan presiden AS dan keputusan suku bunga The Fed minggu ini. Para analis memprakirakan kebijakan Donald Trump mengenai imigrasi, pemotongan pajak, dan tarif akan memberikan tekanan ke atas pada inflasi, imbal hasil obligasi pemerintah, dan USD, sementara Kamala Harris dipandang sebagai kandidat yang berkelanjutan. "Secara luas dianggap bahwa kemenangan Trump akan berdampak positif bagi USD, meskipun banyak yang merasa hasil ini telah diabaikan," ujar Chris Weston, analis di broker Pepperstone. Di sisi lain, Bank of England (BoE) kemungkinan akan memangkas suku bunga pada hari Kamis, meskipun ada prakiraan bahwa anggaran Partai Buruh dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi di Inggris pada tahun depan. Pasar uang tampak yakin bahwa BoE akan mengumumkan penurunan suku bunga kedua sebesar 25 bp di tahun ini, menurunkan suku bunga menjadi 4,75%. sumber : fxstreet
icon

Variety of trading platforms

icon

Free trading ideas

icon

24/7 customer support

icon

Economic calendar

icon

Educational Resources

icon

Data protection

icon

Partner program

icon

Secure Accounts

How to get started

Join the thousands of traders worldwide that chose to trade with us

Register

Fill in the requested fields regarding your personal information to complete registration

Fund

Make a deposit with one of the payment systems available in the client area

Start trading

Log in and start trading more than 400 instruments and minimum deposit from $100

Start
Trading

Testimoni Nasabah

“Selama ini tidak ada masalah dalam pemakaian aplikasi tradingnya. Aman karena trading sendiri dan dana setor ke rekening terpisah. Penarikan dana online dan mudah. Prosesnya cepat, saya tarik profit pagi langsung masuk di hari yg sama. Gak nyesel trading di sini.”

Irvan Kphotos

Irvan K

VIFX Central Park

“Trading dengan MT5 di VIFX lancar. Penarikan dana dari website juga tidak ada kendala dan mudah. Tim aktif dalam memberikan update analisa market dan sigap memberikan solusi trading.”

Aditya Pratamaphotos

Aditya Pratama

VIFX Rajawali

“Sangat nyaman dan puas terhadap pelayanan VIFX. Selalu dapat pelayanan dan pendampingan yang maksimal dari timnya. Lalu, transparan karena penarikan dana bisa cepat dan mudah dilakukan.”

Didik A Saputrophotos

Didik A Saputro

VIFX Ciret

“Aplikasi mudah dan nyaman digunakan saat transaksi. Withdraw juga mudah dan cepat. Edukasi yang diberikan sangat membantu dalam bertransaksi. Tim VIFX sangat komunikatif dan selalu membantu jika dibutuhkan.”

Andiphotos

Andi

VIFX Marvell

“Saya dapetin penanganan profesional di sini. Pendampingan serta edukasi dari tim yang kompeten. Ada leader yang selalu memberi arahan dalam setiap transaksi. Intinya masuk ke VIFX, dijamin gak bakal inget broker lain.”

Abie Husnyphotos

Abie Husny

VIFX Jogja